Analisis Kesesuaian Kriteria Konsep Walk/Berjalan Transit Oriented Development Pada Kawasan Transit Blok M Studi Kasus: Jalan Melawai, Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Main Article Content

Raudhah Zahrah Rosadi
Irfan Ihsani

Abstract

Permasalahan kemacetan dapat diatasi dengan cara mengalihkan orientasi pengguna kendaraan pribadi ke moda angkutan massal berbasis transit. Untuk mengurangi permasalahan ini harus didukung dengan pengembangan Urban Form yang seimbang disekitar titik pergantian moda. Pengembangan kawasan yang berorientasi pada titik transit agar meningkatkan demand angkutan massal berbasis transit tersebut sering dikenal dengan Transit Oriented Development (TOD). TOD memiliki 8 elemen yang digunakan untuk menegetahui kesesuaian kriteria konsep dari masing-masing elemen, salah satu nya adalah elemen Walk/berjalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian kriteria konsep Walk/berjalan berdasarkan pada Standar TOD pada Kawasan Transit Blok M dan menentukan arahan untuk meningkatkan kriteria konsep Walk/berjalan pada kawasan Blok M. Stasiun Blok M merupakan salah satu dari delapan stasiun MRT yang dikembangkan menjadi kawasan TOD di DKI Jakarta. Variabel dalam penelitian ini menggunakan Standard 3.0 ITDP tahun 2017 menggunakan analisa Multi-Criteria Assesment (MCA) dan Performance-Based Approach. Berdasarkan analisis didapatkan bawah seluruh jalan yang dilewati oleh pejalan kaki sudah dilengkapi dengan adanya jalur pejalan kaki, namun rata-rata tidak dilengkapi dengan tactile (kecuali blok D dan blok F), penyeberangan jalan (kecuali blok A), bangunan dengan jendela transparan dan jalan masuk untuk pejalan kaki kurang dari 3 per 100 meter. Menciptakan lingkungan berjalan kaki yang nyaman, aman dan terkoneksi dengan menyediakan jalan shared street atau complete street yang berada di sekitar stasiun MRT.

Article Details

Section
Articles

References

G. P. D. K. I. Jakarta, “PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 103 TAHUN 2007 TENTANG POLA TRANSPORTASI MAKRO,” 2007.

H. Yazid, H. S. Hasibuan, and R.

H. Koestoer, “Walkability Concept Toward Sustainable City: Comparative Insights of Brisbane and Bogor Urban Areas,” Indones. J. Environ. Manag. Sustain., vol. 7, no. 1, pp. 20–26, Mar. 2023, doi: 10.26554/ijems.2023.7.1.20-26.

Y. A. Shamsul Harumain, S. Koting, N. A. Rosni, N. Ibrahim, and R. M. Yusoff, “Active transportation in high density residential areas in Lembah Pantai during pandemic COVID 19,” Asian Transp. Stud., vol. 9, Jan. 2023, doi: 10.1016/j.eastsj.2023.100096.

ITDP, TOD Standard 3.0. 2017.

N. Wilza, E. Rustiadi, and J. T. Hidajat, “Potensi Pengembangan Kawasan Berbasis Transit Oriented Development di Sekitar Titik Transit Kabupaten Bogor,”

J. Reg. Rural Dev. Plan., vol. 5, no. 3, pp. 143–159, Oct. 2021, doi: 10.29244/jp2wd.2021.5.3.143- 159.

H.N. Gumano, “Kajian Arahan dan Strategi Pengembangan Kawasan Potensial Transit Oriented Development di Sekitar Stasiun Transit LRT Kota Palembang,” Jurnal Kacapuri: Jurnal Keilmuan Teknik Sipil, Vol. 3 No 1 Juni 2020.