KAJIAN PENATAAN KAMPUNG TERJEPIT (ENCLAVE) SEBAGAI KAMPUNG LAYAK HUNI

Main Article Content

Medtry MEDTRY

Abstract

Abstract Wilayah Kabupaten Tangerang yang berbatasan dengan Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan merupakan kawasan dengan pertumbuhan tinggi. Pengaruh kota Inti Jakarta yang begitu kuat akan kebutuhan lahan untuk perumahan skala besar mengakibatkan banyak kampung-kampung yang tergusur. Kini para pengembang (developer) perumahan real estate “mengepung†wilayah tersebut. Tidak jarang terdapat permukiman padat perkotaan atau kampung kota di wilayah perbatasan khususnya yang tinggal di DAS atau sempadan sungai Cisadane terjepit dan menjadi kantong-kantong (enclave), berpotensi menjadi kampung yang tidak layak huni serta menjadi halaman belakang perumahan/permukiman real estate skala besar. Kampung Lengkong Ulama adalah salah satu kampung yang rawan tergusur akibat pengembangan perumahan elite di sekitar DAS Cisadane. Padahal kawasan ini memiliki situs sejarah dan budaya, banyak ulama dan santri yang belajar di kawasan ini. Cikal bakal perkampungan sudah ada sejak tahun 1628 terdapat perkampungan tua dan makam Raden Aria Wangsakara. Metode yang dilakukan dalam kajian ini dengan analisis aspek fisik, ekonomi dan sosial budaya. Melakukan social mapping untuk menjaring keinginan dari berbagai kelompok masyarakat. Dalam kajian ini berupaya agar kampung tua bersejarah tidak tergusur dan menjadi kampung yang layak huni tetap eksis dengan usaha mencegah timbulnya permukiman kumuh di sempadan Sungai Cisadane sekaligus terpenuhinya air bersih, menciptakan lingkungan yang layak, adanya ruang komunitas untuk bersosial dan berbudaya, berpeluang pengembangan ekonomi bagi warga kampung yang dapat berselaras dengan permukiman skala besar.

Kata kunci : kampung terjepit (enclave), layak huni, eksistensi, ruang komunitas 

Article Details

Section
Articles